Template by:
Free Blog Templates

Followers

Selasa, 29 Juni 2010

Teen Heroes (sebuah cerita dari saya sengaja dipotong di tempat yang nanggung) p.10 (maaf kalo bagian ini sedikit nyampah)

“Ooh begitu.” “Kak, lagi ngomongin apa sih?” Tiba-tiba suara Hikari mengagetkanku. “Nggak ngomongin apa-apa kok.” Jawabku singkat. “O iya, aku belum mengenalkan teman-temanku ya? Baiklah ayo kenalan!” Hikari melanjutkan. “Ini Raphael,” sambil menunjuk anak yang terus membawa sebuah sketch book, “Reina,” jarinya pindah ke seorang anak perempuan berkacamata, “dan Taiga,” jarinya dipindahkan lagi ke arah adiknya Wolvie. “Satu hal lagi,” bisiknya di telingaku. “Apa itu?” “Mereka itu semuanya sama umurnya denganku bahkan ada yang lebih tua,” lanjutnya berbisik. Ternyata Wolvie mendengarnya, tapi dia tidak berkata apa-apa saat Hikari masih didekatku. Hikari kembali ke teman-temannya dan giliran Wolvie yang bertanya. “Kenapa adikmu sangat senang bisa kalau ada teman-teman sebayanya dan yang lebih tua?” tanya Wolvie bingung. “Ooh itu, sebelum masuk SD dia sakit sangat parah, pengobatannya sangat panjang. Untuk memaksimalkan pengobatan dia belum boleh masuk sekolah sampai sembuh. Pengobatannya memakan waktu 1 tahun dan itu artinya dia yang harusnya sudah kelas 2 jadi masih kelas satu. Umurnya jadi 1 tahun diatas semua teman-temannya. Banyak yang mengejeknya, tapi dia tetap tegar menghadapi cobaan itu. Waktu dia kelas 3 dia ditawari ikut program percepatan dan itulah hasilnya, dia akhirnya sekelas dengan teman-teman sebayanya. Masalahnya…” aku terdiam sejenak. “Kenapa?” Tanya Wolvie. “Masalahnya dia belum sembuh total. Ada satu kondisi dimana penyakit berjangka sangat panjang itu dapat kambuh lagi. Para dokter sudah berusaha menolongnya, dan diperkirakan pada ulang tahunnya yang ke-13 dia akan sembuh sesembuh-sembuhnya. Itulah tugasku dan kak Makoto, menjaganya agar sakitnya tidak kambuh lagi. Tapi yang paling membuatnya sehat adalah dirinya sendiri, usahanya agar tetap sehat dan sifatnya yang sangat tegar.” “Ooh, sekarang umurnya berapa?” “12 tahun, itulah yang kuharapkan, sebentar lagi ulang tahunnya yang ke-13. Tapi entah mengapa aku dan kak Makoto merasa saat ini adalah saat yang paling susah baginya.” “Tenang aja, adikmu pasti sembuh.” Wolvie menghidupkan suasana. “Makasih.” Jawabku singkat.