Template by:
Free Blog Templates

Followers

Jumat, 25 Desember 2009

Teen Heroes (sebuah cerita dari saya sengaja dipotong di tempat yang nanggung) p.3

“Baiklah, sekarang ibu akan menjelaskan tentang peraturan sekolah ini,” Bu Marie melanjutkan. Inilah sesi yang aku nanti-nati dari tadi, dengan serius aku mendengarkan, dan anehnya beberapa peraturan yang aku benci seperti ‘tidak boleh membawa barang seperti portable game, MP3 player, dan lain-lain’ tak ada. Peraturan sekolah ini hanya ‘harus tertib mengikuti pelajaran dan harus datang tepat waktu,’ aku senang bukan kepalang. ‘Hahahahahaha’ tawaku dalam hati. Lalu kami diajak berkeliling tanpa berjalan. Kita mengikuti alur lantai yang bergerak sendiri dan berhenti di tempat-tempat penting. Menurutku sekolah ini sangat menarik, banyak ruangan yang sangat membuatku ingin memasukinya, seperti laboratorium sains yang penuh peralatan canggih, kantin yang serba otomatis, sampai lapangan olahraga indoor yang bisa berubah sesuai keperluan tanpa menguras tenaga. Yang lebih menarik lagi sekolah ini tetap mempekerjakan Office Boy, Cleaning service, Security, dan pekerja-pekerja lainnya agar menambah lapangan pekerjaan, padahal bisa otomatis. Kembali dari berkeliling Bu Marie membagikan jadwal pelajaran. Tiba-tiba seorang anak mengangkat tangan dan bertanya “bu, kenapa tidak ada laboratorium komputer disini?” “Memang tidak ada, karena meja kalian adalah komputernya.” Jawab Bu Marie. “Bagaimana cara menggunakannya bu?” Giliranku bertanya sekarang. “Tekan tombol di bawah meja kalian, lalu gunakan seperti biasa.” Dengan cepat aku diikuti anak yang lain mencobanya. Saat ku tekan tombol itu meja terbuka dengan sendirinya dan menjadi 1 set PC lengkap dengan Joystick dan Headphone. Disamping monitor LCD kutemukan kertas manual. Dikertas itu terltulis ‘Specifications : 4 GB RAM, 2 GB Video card, DirectX 10, 512 GB HDD……’ terus kulanjutkan membaca dan kutemukan kalimat paling menyenangkan bagiku yang berbunyi ‘Note : You can costumize the computer, install games, and browsing with 10 MBps internet connection.’ Sekali lagi aku tertawa terbahak-bahak dalam hati. “Baiklah, hari ini cukup sampai disini saja. 3 hari dari sekarang kita akan terus pulang cepat karena masih masa pengenalan sekolah. Selamat siang!!” Bu Marie mengakhiri pertemuan hari ini. Benar-benar hari pertama yang sangat menyenangkan.

Aku pulang dengan hati yang sangat gembira, tanpa sadar aku tertawa terbahak-bahak. “Kenapa kau ketawa? Ada yang lucu ya?” Sebuah suara tiba-tiba mengagetkanku. “Nggak ada yang lucu kok.” Jawabku dengan cepat sambil menengok ke arah suara itu. “Lalu, kenapa ketawa keras-keras begitu?” Ternyata Wolvie dan Ryuu yang mengagetkanku. “Aku ketawa ya? Rasanya nggak kok.” Jawabku. “Hahahahahaha, dengan keras kau tertawa seperti itu kan? Jangan-jangan kau dari tadi melamun.” Kata Syifa yang ada di sampingku dengan senyum manisnya itu. “Oya?” Kataku belum percaya. “Berarti kau memang melamun.” Lanjut Wolvie. “Ada-ada saja.” Ryuu melanjutkan. “Oy, Kazuki! Hari pertama udah banyak aja temannya!” Terdengar suara keras yang sangat kukenal dari belakangku. Saat ku menoleh terlihat 2 orang anak laki-laki berjalan ke arahku, dan salah satu dari mereka sangat kukenal. “Lho, sudah punya pacar juga ya?” Lanjutnya sambil menoleh ke arah Syifa. “Bukan laah, kakak ini aneh-aneh aja!” Jawabku dengan cepat. Ya, orang yang memanggilku adalah kakakku Makoto. “Makoto, kalau ngomong jangan keras-keras dong, kupingku sampai hampir tuli dengernya.” Protes temannya. “Gak mungkin lah sampe tuli, cuma segitu aja.” Sambung kakakku. “Ngapain disini?” Sebuah suara terdengar dari belakang. “Lho, Nina juga udah pulang ya?” Teman kakakku bertanya pada Nina, asal suara itu. “Kau kenal dia?” tanyaku pada Nina. “Iya, kau kenal dia??” sahut Wolvie. “Tentu saja, dia kan kakakku, Rick.” Jawab Nina dingin. “Ooh, gitu.” Sambung Wolvie, Ryuu, Syifa dan aku bersamaan. “Jadi ngapain disini kak?” Lanjut Nina. “Kau lupa ya, aku kan sekolah disini gimana sih. Masa’ gitu aja lupa. Payah nih.” Jawab Rick dengan santainya. Ditengah keramaian iitu kulihat Mark berjalan sendirian, dia hanya diam tanpa teman. Sesaat kemudian dia berhenti dan menoleh kearahku, aku hanya tersenyum. Dia membalas senyumku dengan sebuah senyuman ramah yang sangat singkat. Kupikir dia orang yang ramah. Mark melanjutkan berjalan dengan wajah yang sangat murung. Aku tahu itu adalah wajah kesepian. “Kazuki……. Kazuki…….. Kazuki!!!!” Panggil kakakku, “kok bengong terus sih? Dipanggil dari tadi nggak jawab.” “Nggak kok,” Jawabku singkat. “Ayo jalan lagi.” Lanjut kakakku. Dan kami melanjutkan perjalanan pulang. Begitulah bagaimana hari pertama sekolah ini berakhir dengan menyenangkan. Kebetulan gedung asrama laki-laki dan perempuan bersebelahan, jadi kami semua berjalan bersama sampai gedung asrama.

4 komentar:

Unknown mengatakan...

wakakakkk sesuai saran ibu : banyak percakapannya haha

ibu mengatakan...

Wah, betul2 sekolah impian isal, komputernya bisa buat main game

isal mengatakan...

@esa : dari awal dibikin emang udah banya. trus dipasin timingnya sama saan ibu haha

@ibu : iyadong itu sekolah tercanggih sedunia

esakudo mengatakan...

ooh haha