Template by:
Free Blog Templates

Followers

Selasa, 23 Maret 2010

Teen Heroes (sebuah cerita dari saya sengaja dipotong di tempat yang nanggung) p.7


Seperti hari sebelumnya, aku terbangun dengan sebelah mata terbuka. Tapi dengan cepat aku langsung mandi dan bersiap berangkat. Karena acara demo klub diundur sampai besok, jadi hari ini menjadi hari bebas mengeksplorasi sekolah. ‘Acara yang lumayan menarik’ pikirku. Seperti biasa aku terus mengalungkan headphone-ku. Langkah demi langkah ku berjalan menuju sekolah. Tak terasa aku sudah sampai di depan gerbang gedung putih yang canggih itu. Kulihat banyak murid junior maupun senior memenuhi halaman. Aku bingung, ada apa ini? “Yo….pagi Kazuki!” Kulihat dari kejauhan Wolvie dan kawan-kawan datang menghampiri. “Kok semuanya ngumpul di depan gini sih?” Tanyaku keheranan. “Oooh… tadi ada guru yang bilang semua anak belum boleh masuk sebelum jam 7.00 pagi.” Jawab Ryuu. “Memang ada apa, kok gak boleh masuk?” “Katanya sih ada kejutan dari guru.”


Tepat 10 detik sebelum jam tujuh pagi semua murid menghitung mundur. “SEPULUH…… SEMBILAN….. DELAPAN…. TUJUH… ENAM….. LIMA… EMPAT….TIGA… DUA… SATU!!!” Pintu sekolah dibuka dan seluruh murid langsung membanjiri seisi gedung sekolah. Seisi gedung itu diberi dekorasi yang meriah sekali. Apa maksudnya ini? Hanya dihias segini saya dibilang kejutan? Ternyata au benar-benar terlalu cepat menilai. Saat aku masuk kelas aku menemukan kelasku disulap menjadi kelas yang benar-benar menjadi sangat bagus. Kelas dihias sesuai dekorasi yang diarapatkan pada hari pertama. Waktu itu Bu Marie berkata “menurut kalian kelas kita bagusnya di desain seperti apa?” Beberapa anak menjawab dengan ide yang sangat brilian dan ada juga yang memberi ide asal-asalan. Saat itu keputusan dekorasi adalah luar angkasa. Dan akhirnya kelas ini menjadi benar-benar seperti suatu tempat di luar angkasa. Acara dilanjutkan, kita semua bebas mengelilingi sekolah tanpa ada gangguan dari para guru. “Hanya ada satu peraturan disini. Kalian tidak boleh masuk ke ruangan yang ada di lantai 3 koridor 10 pintu paling pojok.” Kata Bu Marie di kelas tadi. Untuk menjaga kebebasan, lantai berjalan di non-aktifkan. Jadi, aku bisa keliling sebebas-bebasnya sekarang. Aku berjalan-jalan sebentar sampai aku menemukan Syifa yang dikepung 3 senior dengan muka menyeramkan. 2 laki-laki yang membawa tongkat baseball dan 1 perempuan yang terus saja mengunyah permen karet di mulutnya, yang kulihat dari kejauhan adalah perempuan itu adalah pemimpin mereka. Mereka semakin mendekati Syifa dengan wajah yang semakin menjengkelkan.


Dengan tenang aku menghampiri mereka. “Janggan ganggu temanku.” “Berani-beraninya kamu, dasar junior sok pahlawan.” Sambar senior yang perempuan “sok jadi pelindung.” “Temannya bukan hanya dia. Kita juga.” Sambar sebuah suara dari arah kejauhan. Wolvie dan Ryuu datang. “Anak-anak kecil ini berani juga ya, belum tau siapa kita?” “Siapapun kau takkan kumaafkan kalau kau mengganggu temanku.” Aku terus saja menjawab dengan tenang. “Berani juga kau. Kalau begitu kita duel. Karena kalian masih junior, kita lakukan duel 2 lawan 3. Setuju anak kecil?” “Kau akan menyesal mengatakan itu.” Jawab Ryuu dengan tegas. “Baiklah, DUEL!!!” Tiba-tiba lantai disekitar bergerak menyingkirkan murid-murid lain yang ada di dekat kami. Ternyata lantai itu berubah menjadi arena pertarungan yang luas sehingga memudahkan kita untuk bergerak. Beberapa pelindung muncul dihadapan kami, lalu kami memakainya seperti yang dilakukan 2 senior laki-laki yang ada diujung lain arena. “Peraturannya sangat mudah. Setiap anak mendapat life point 10 kali pukulan di armor bagian perut dan punggung. Gunakan pelindung di kepala, badan, siku, lutut, dan bagian vital. Yang kalah akan mendapat hukuman dari yang menang. Mengerti?!” “Peraturan yang mudah dimengerti.” Jawab Wolvie.


Semua penonton menghitung mundur tanda mulainya pertandingan, “TIGA….. DUA… SATU.” ‘Priiiit…’ peluit tanda pertarungan dimulai dibunyikan. Para senior itu langsung berlari kearah kami dengan wajah yang berkata ‘kami siap membunuhmu, anak bodoh’.............

0 komentar: